Langsung ke konten utama

Yesus Kristus dalam Quran dan Alkitab (Tanggapan Video Dr. Zakir Naik)


Apakah itu ih dinas shiraatal mustaqim yang berarti “tunjukkan kami jalan yang lurus” dalam surat Fatihah [1}: 5-6 dan ketika surat Zukhruf [43]:61 berkata “Yesus Kristus adalah tanda datangnya akhir zaman”, apakah Yesus Kristus yang dimaksud  “jalan lurus” tersebut dan Ia adalah Allah sendiri?

Argumen Dr. Zakir Naik:
Memang Islam mempercayai Yesus Kristus atau Isa AS yang akan menjadi tanda datangnya akhir zaman yang dimaksud dalam surat Al-Zukhruf 43:61. Namun ih dinas shiraatal mustaqim bukanlah merujuk pada Yesus, tetapi merujuk pada Al-Quran. Al-Quran adalah pedoman hidup/jalan lurus yang akan menuntun orang-orang kepada keselamatan. Al-Quran secara gamblang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW lah yang rasul Allah yang diutus, bukan Yesus Kristus/Isa AS. Isa hanyalah sekedar nabi.
Mengenai Yohanes 14:6, ketika Yesus berkata “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”, Ia adalah benar-benar jalan dan kebenaran dan hidup, namun hanya pada masa hidupnya. Karena setiap nabi adalah “jalan dan kebenaran dan hidup” pada masanya. Jadi manusia harus datang kepada nabi pada masanya untuk menerima jalan keselamatan. Tetapi pada masa sekarang, Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai “jalan dan kebenaran dan hidup” untuk semua orang.
Dr. Zakir Naik juga mengutip Yohanes 16:12-13
“Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”
                Mengenai ayat ini ia merujuk “Roh Kebenaran” itu adalah Nabi Muhammad SAW. Melalui ayat ini Yesus Kristus menubuatkan datangnya seorang nabi yang akan menunjukkan hal-hal yang belum diketahui/hal-hal yang belum lengkap dari Yesus Kristus sendiri.

Tanggapan:
Pertama-tama, saya tidak akan menanggapi argumen-argumen mereka yang berdasarkan Al-Quran mereka. Karena dalam prinsip logisnya, untuk melawan argumen Al-Quran tidaklah mungkin jika kita memakai Alkitab, karena keduanya tentunya bertentangan dan kita tidak akan pernah menemukan titik temu dimana kita akan menemukan jawaban yang sejati. Dan jika saya harus melawan argument Al-Quran dengan Al-Quran itu sendiri, hal itu juga tidaklah baik karena saya belum pernah menafsirkan bahkan membaca pun belum pernah. Dan saya tidak akan berpegang pada hal yang saya tidak percayai untuk membantah hal yang menurut saya bukan kebenaran. Namun ketika Dr. Zakir Naik memakai Alkitab yang saya percayai untuk membantah bahwa Yesus adalah Allah dan satu-satunya jalan keselamatan, maka saya merasa mampu untuk menanggapinya.
Untuk menanggapi argumennya terhadap Yoh. 14:6 dan Yoh. 16:12-14, saya melihat ada suatu kejanggalan dari argument yang ia kemukakan. Ketika Ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW lah yang dimaksudkan sebagai Roh Kebenaran oleh Yohanes, artinya ia setuju dengan perkataan Yohanes. Dan tentunya perkataan Yohanes itu adalah inspirasi dari Allah, yang juga artinya adalah Firman Allah. Secara tidak langsung, Dr. Zakir Naik percaya bahwa Injil Yohanes adalah Firman Allah, dimana orang-orang Muslim lainnya tidak percaya akan keabsahan Injil Sinoptik dan Yohanes selain dari kitab-kitab Musa dan Zabur.
Selanjutnya, jika ia benar-benar mengakui bahwa surat Yohanes adalah Firman Allah, maka ia juga harus mengakui pasal 1 dan surat tersebut adalah Firman Allah juga. Kita tahu bahwa Yohanes 1 berisi penjelasan-penjelasan secara gamblang bahwa Firman adalah Allah yang telah menjadi manusia dan diam diantara manusia. Sekali lagi, secara tidak langsung, Dr. Zakir Naik mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah.
Mengenai Roh Kebenaran, sangatlah tidak mungkin jika kita merujuk kepada Nabi Muhammad SAW, karena Nabi Muhammad sendiri adalah manusia biasa, bukan sebuah roh. Rujukan tersebut akan lebih sepadan jika kita menunjuk pada pribadi Roh Kudus sendiri, yang juga dari zaman PL telah dinubuatkan oleh nabi Yoel dalam Yoel 2:28-32. Pernyataan Yesus Kristus dalam Yohanes 16:12-14 merujuk pada Roh Kudus ternyata lebih valid dan kuat, karena didukung oleh sumber lain, sedangkan argumen bahwa Nabi Muhammad SAW lah yang dimaksud tidak mempunyai bukti-bukti otentik sama sekali.


Kesimpulan dan Refleksi:
At first, Common Ground is important. Dalam mempertahankan iman dan ajaran, carilah titik-titik dimana kita dan mereka sepaham. Dengan demikian kita juga akan tahu dimana titik-titik kita dan mereka berseberangan. 
Dalam hal ini, Alkitab dan Quran merupakan dua kitab yang berbeda, walaupun keduanya terkadang membahas satu objek yang sama. Tentunya keduanya saling bertentangan satu sama lain dan kita tidak akan pernah menemukan suatu kebenaran ketika menggunakan keduanya sebagai landasan teori kita. So, jika kita ingin tahu apakah Yesus Kristus benar-benar Tuhan maka pakailah Alkitab, and vice versa. Jangan sampai kita memperkuat argumen kita dengan dasar yang kita sendiri tidak imani. 

Faith comes by hearing as well as understanding😉
God bless you. 
Chris

Komentar